TENGGARONG- Hampir 40 tahun menggeluti dunia menulis buku dan jurnalistik, wartawan senior asal Bali, Ida Ayu Oka Rusmini berbagi ilmu selama dua hari 6-7 Desember 2024 di acara spirit of Literasi garapan Diarpus Kukar dan BIKINKREATIV Kukar.
Bahkan Oka menceritakan pengalaman pertamanya menginjak tanah Kukar. Dirinya mengakui sempat kaget diminta oleh Komunitas Bikinkreativ untuk berbagi ilmu literasi di Kukar.
“Saya sempat tidak yakin, ada komunitas pemuda Kukar yang mau bikin event literasi, padahal Kukar masih skala Kabupaten dan tidak terbilang besar. Biasanya, yang mengajak saya komunitas Jakarta dan Surabaya,” ucapnya.
Dengan semangat kepedulian terhadap literasi, mantan wartawan Bali Post ini mau berbagi ilmu di Tenggarong. Dengan melihat situasi kota Tenggarong yang sepi dengan penduduk tidak terlalu padat, sangat pas semangat literasi dikolaborasikan saja dengan berbagai aspek.
“Seperti yang dilakukan Diarpus dan Bikinkreatif Kukar, mengkolaborasikan antara literasi dan musik,” ungkapnya.
Dirinya yang bersama suami memamfaatkan jalan-jalan ke objek wisata Museum Mulawarman dan Tuah Himba Tenggarong, ini bagian dari cerita. Namun tidak bisa diceritakan dalam sebuah cerita oleh masyarakat lokal Kukar. Jika sulit membuat cerita, sulit juga membuat sebuah buku.
“Kita selama ini hanya tahu orang Jakarta yang banyak menulis buku, jika potensi literasi daerah ditingkatkan, maka akan banyak penulis buku di daerah,” singgungnya.
Kunci dasar menulis buku, ujar Oka adalah bagaimana membiasakan mendengar dengan baik, sehingga menampung pembendaharaan kata yang banyak dan siap dijadikan sebuah tulisan bermakna. Literasi bukan hanya membaca tapi mendengarkan bagian dari literasi.
“Godaan membaca buku, saat ini lebih sulit, karena godaan Medsos dimana-mana,” sebutnya.
Penguatan sastra sangat pas jika diterapkan di Kukar, Disdikbud Kukar harus masukan kurikulum sastra, agar penguatan literasi lebih mudah dalam perjalanannya.
“Penulis buku di Kukar harus banyak, agar banyak menjadi contoh bagi pemuda-pemudi Kukar menjadi penulis. Apa yang sudah dikolaborasi dimoment spirit literasi sudah bagus, dan bisa berdampak asal konsisten dan komitmen dijalankan,” jelas Oka mengakhiri.
Direktur EO Bikinkreativ, Muhammad Raysha Daud ingin memberikan suatu hal yang berbeda di masyarakat Tenggarong. Dirinya ingin menunjukan ke anak muda Tenggarong, bahwa literasi tidak kaku, dan tidak selalu dalam ruangan tertutup.
Spirit of Literasi menjadi suatu hal yang baru, dan disenangi anak muda, sehingga dihadiri ribuan anak muda yang menonton kegiatan tersebut. Dengan menghadir beberapa talenta tokoh literasi seperti Oka Rusmini, Akbar Haka, Icha Jikustik dan lainnya.
“Ini taman pintar jika hari biasa, punya gambaran gelap dan horor, seharusnya kesan ini tidak boleh ada. Sangat ideal jika ada panggung literasi yang memberikan ruang meluapkan bakat anak muda, menjadi wadah eksplorasi permanen,” sebutnya.(Red)